Sepanjang cerita My Hero Academia, Izuku Midoriya alias Deku mengalami berbagai macam perubahan, sebagian besar menjadi lebih baik. Ketika dia mendapatkan Quirk One For All, dia menjadi penerus All Might yang layak dan memperoleh kekuatan untuk melawan kejahatan.
Deku semakin bersinar dengan kemampuan, serta persahaban dengan kelas 1-A. Deku yang memiliki sifat ceria tiba tiba transformasi tergelapnya terjadi, dan para penggemar ingin tahu persis mengapa Deku melakukan tindakan main hakim sendiri yang berbahaya.
Konsekuensi dari transformasi “Dark Deku” terlihat jelas, para temannya dari Kelas 1-A, merasa sedih dan patah hati melihat teman sekelasnya meninggalkan mereka begitu cepat, dengan alasan mengorbankan diri sendiri.
Alasan Pribadi Mengapa Deku Menjadi Gelap
Beberapa karakter My Hero Academia mendapat peningkatan kekuatan atau mengadopsi kepribadian superhero hanya demi tugas, seperti teman sekelas Deku yang berlatih keras untuk memperkuat Quirk mereka karena guru Kelas 1-A Shota Aizawa mengharapkannya.
Dalam kasus lain, karakter seperti Deku mencari kekuatan baru atau mengubah kepribadian pahlawan mereka semata-mata karena alasan pribadi, baik untuk kebaikan atau keburukan.
Di pertengahan My Hero Academia Musim 6, Deku menyadari bahwa hanya dia yang bisa mengalahkan musuh bebuyutannya Tomura Shigaraki, dan takut teman-teman sekelasnya akan terluka saat mencoba membantunya.
Dia ingin menghindarkan mereka dari kehancuran dan penderitaan dalam pertempuran terakhir melawan penjahat terkuat, tapi hal itu hanya mendorong teman-teman sekelasnya untuk mencarinya dan bersatu kembali dengannya sebagai satu kelas yang utuh.
Deku salah karena kabur sendiri sebagai dan mencoba memikul beban yang sangat besar itu sendirian, meskipun One For All benar-benar satu-satunya Quirk yang dapat mengalahkan All For One yang misterius.
Tetap saja, Deku belum siap secara emosional untuk semua ini, karena hanya memiliki One For All selama sekitar satu tahun dan masih memikirkan apa artinya itu baginya secara pribadi.
Sayangnya, hal ini pasti terjadi pada seseorang yang baru saja memperoleh Quirk yang kuat daripada tumbuh dewasa dengan Quirk tersebut.
Dari segi plot, Deku hampir bisa dipastikan satu-satunya karakter My Hero Academia yang mampu mengalahkan Tomura dan All For One, sebagai protagonis yang kuat. Dia bahkan sepertinya menyadari hal ini.
Deku praktis berpikir, “Saya protagonisnya. Itu tergantung pada saya.” Namun, Deku tidak menyadari bahwa meskipun dia adalah protagonis Shonen takdir dengan plot armor di sisinya, kekuatan persahabatan masih sangat berarti.
Bahkan jika 19 siswa kelas 1-A lainnya ditakdirkan untuk tidak pernah memiliki cerita lengkap seperti Deku, mereka masih dapat berperan dan mendukungnya secara emosional hanya dengan berada di sana selama pertarungan terakhirnya dengan Tomura dan AFO.
Hal itu, selain penggunaan Quirk mereka dalam pertarungan, membuktikan bahwa kekhawatiran Deku yang berlebihan terhadap keselamatan teman-teman sekelasnya memang bermaksud baik, namun salah arah.