Anime atau animasi Jepang telah menjadi bagian penting dari kebudayaan populer global dalam beberapa dekade terakhir. Di Indonesia, anime telah berkembang menjadi sebuah fenomena budaya yang dicintai oleh banyak orang dari berbagai usia. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai perkembangan anime di Indonesia.
Perkembangan anime di Indonesia dimulai pada tahun 1970-an, ketika acara televisi lokal mulai menayangkan serial anime seperti “Candy Candy” dan “Heidi, Girl of the Alps”. Namun, saat itu anime masih dianggap sebagai sesuatu yang asing dan tidak banyak yang mengenalinya. Hal ini berubah pada tahun 1980-an ketika acara televisi nasional menayangkan anime seperti “Doraemon” dan “Dragon Ball”. Anime semakin populer dan mulai menarik perhatian banyak orang.
Pada tahun 1990-an, anime semakin populer, tidak hanya ditayangkan di televisi, tetapi juga dibeli dan diproduksi dalam bentuk VHS dan DVD. Perusahaan-perusahaan Jepang mulai memperhatikan potensi pasar di Indonesia dan mulai memproduksi anime dalam bahasa Indonesia. Beberapa anime yang populer pada waktu itu adalah “Slam Dunk”, “Sailor Moon”, dan “Digimon”.
Dalam dekade terakhir, anime semakin mendapatkan tempat di hati orang Indonesia. Kini, anime tidak hanya ditayangkan di televisi nasional, tetapi juga dapat ditonton secara streaming di platform seperti Netflix dan Crunchyroll. Pada tahun 2020, Indonesia bahkan menjadi pasar terbesar kedua untuk Crunchyroll setelah Amerika Serikat.
Perkembangannya di Indonesia tidak hanya terbatas pada penonton. Anime juga menjadi pengaruh besar dalam seni dan budaya populer di Indonesia. Banyak seniman manga dan anime Indonesia yang terinspirasi oleh gaya dan tema anime Jepang dan menghasilkan karya-karya mereka sendiri.
Namun, perkembangannya animasi di Indonesia tidak berjalan mulus. Ada beberapa kontroversi yang terkait dengan anime, seperti konten yang dianggap tidak pantas untuk anak-anak dan pengaruh buruk dari anime yang menggambarkan kekerasan dan seksualitas. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengawas untuk memilih dengan hati-hati anime yang ditonton oleh anak-anak.
Secara keseluruhan, perkembangan anime sangat menjanjikan. Animasi jepang ini telah menjadi bagian penting dari kebudayaan populer Indonesia dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Dengan munculnya platform streaming seperti Netflix dan Crunchyroll, anime semakin mudah diakses oleh masyarakat Indonesia dan semakin banyak orang yang jatuh cinta pada anime.
Baca Juga : Event Anime Terbaik di Indonesia
Stasiun TV Pertama yang Menayangkan Anime
Stasiun TV pertama yang menayangkan anime di Indonesia adalah TVRI atau Televisi Republik Indonesia. Pada tahun 1970-an, TVRI menayangkan beberapa serial anime seperti “Candy Candy” dan “Heidi, Girl of the Alps”. Saat itu, anime masih dianggap sebagai sesuatu yang asing bagi kebanyakan orang Indonesia.
Namun, pada tahun 1980-an, TVRI menayangkan anime yang lebih populer seperti “Doraemon” dan “Dragon Ball”. Anime semakin populer dan mulai menarik perhatian banyak orang.
Selain TVRI, beberapa stasiun TV lokal juga mulai menayangkan anime pada tahun 1980-an, seperti TPI yang menayangkan “Majokko Megu-chan” dan RCTI yang menayangkan “Jungle Emperor” atau dikenal juga sebagai “Kimba the White Lion”.
Pada tahun 1990-an, stasiun TV swasta seperti SCTV dan Indosiar juga mulai menayangkan anime. Beberapa anime yang populer pada waktu itu adalah “Slam Dunk”, “Sailor Moon”, dan “Digimon”.
Dalam dekade terakhir, anime semakin populer di Indonesia dan dapat ditonton di banyak stasiun TV, baik nasional maupun lokal. Selain itu, anime juga dapat ditonton secara streaming di platform seperti Netflix dan Crunchyroll.
Meskipun stasiun TV pertama yang menayangkan anime di Indonesia adalah TVRI, namun anime telah menjadi bagian penting dari kebudayaan populer Indonesia dan terus berkembang hingga saat ini.
Baca Juga : Game Indonesia Yang Bisa Kalian Mainkan Secara Gratis
Kreator Animasi Indonesia yang Terjun Langsung dalam Pembuatan Anime
Indonesia memiliki banyak kreator animasi yang terlibat dalam pembuatan anime. Beberapa di antaranya adalah:
Yasuhiro Irie – Ia adalah sutradara anime Jepang-Indonesia yang terkenal karena karyanya “Fullmetal Alchemist: Brotherhood”. Ia terlahir di Tokyo, namun memiliki ibu asal Indonesia. Ia memulai kariernya di dunia animasi sebagai animator di studio animasi Jepang.
Teguh Santosa – Ia adalah seorang animator dan kreator film animasi Indonesia. Ia pernah bekerja di studio animasi Jepang Production I.G. dan bekerja pada proyek-proyek anime seperti “Ghost in the Shell: Stand Alone Complex” dan “Blood: The Last Vampire”. Ia juga merupakan salah satu pendiri studio animasi Indonesia, Lanting Animation.
Sutatta Udomsilp – Ia adalah seorang animator dan seniman konsep yang berasal dari Thailand namun berbasis di Jakarta. Ia pernah bekerja pada beberapa proyek anime, termasuk “Log Horizon” dan “Kill la Kill”. Ia juga terlibat dalam pembuatan film animasi Indonesia, seperti “Battle of Surabaya” dan “Gundala”.
Adi Djayusman – Ia adalah seorang seniman konsep dan sutradara animasi yang terkenal di Indonesia. Ia telah terlibat dalam pembuatan beberapa film animasi Indonesia, seperti “Genghis Khan” dan “Jangkrik Boss Part 1”. Ia juga terlibat dalam pembuatan anime Jepang “Blood: The Last Vampire”.
Dhoni Ramadhan – Ia adalah seorang animator dan seniman konsep yang telah terlibat dalam pembuatan beberapa anime Jepang, seperti “Bleach” dan “Kuroko’s Basketball”. Ia juga telah terlibat dalam pembuatan film animasi Indonesia seperti “Gundala” dan “Si Juki The Movie”.
Itulah beberapa kreator animasi Indonesia yang terlibat dalam pembuatan anime. Keberadaan mereka menunjukkan bahwa Indonesia juga memiliki talenta yang mumpuni di bidang animasi dan dapat bersaing dengan industri animasi internasional.