Mungkin kita sebagai rakyat Indonesia, mengerti dan paham tentang “Surga Ada di Telapak Kaki Ibu”, namun tidak untuk sebagian warga Jepang, dikenal sebagai tradisi Ubasute. Tradisi ini merupakan salah satu langkah menekankan pengeluaran Keluarga, dan menganggap orang tua yang sudah renta tak berdaya sebagai beban yang sangat besar.
Biasanya para anak yang merasa orang tuanya adalah beban, akan meninggalkannya di tengah hutan ataupun di atas gunung, dengan meninggalkan makanan seadanya, bahkan tidak sama sekali, kemudian mereka ditinggalkan hingga meninggal di tempat.
Tradisi Ubasute memang sudah dipraktikan oleh masyarakat jepang sejak dulu, bahkan hingga sekarang. Pada tahun 2018, seorang kakek tua renta ditemukan di pinggiran tol tanpa ada makanan dan apapun itu. Menurut pengakuannya, ia sudah dibuang oleh keluarganya, karena dianggap sebagai beban dan tidak bisa memberikan kontribusi untuk keluarganya.
Baca Juga : Festival Cosplay Terpopuler di Indonesia
Setelah ditelusuri oleh pihak kepolisian, anak dari kakek tersebut ditangkap, ia mengaku bahwa dirinya terpaksa membuang ayah yang membesarkannya, karena ekonominya yang tiap hari semakin memburuk.
Di jepang juga ada nama gunung yang dianggap sebagai salah satu praktik atau Tradisi ubasute terbesar, gunung tersebut dinamakan “UbasuteYama” yang terletak di Gunung Chikuma, Prefektur Nagano di ketinggian 547 meter dari permukaan laut.
Ubasute adalah tradisi kuno Jepang yang mengerikan di mana keluarga membuang orang tua mereka di gunung atau tempat terpencil lainnya karena alasan ekonomi. Tradisi ini menjadi populer pada masa-masa sulit di Jepang ketika keluarga sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Meskipun tradisi ini sudah tidak umum dilakukan di zaman modern, tetapi tetap menjadi cerita dan legenda yang menyentuh hati.
Secara harfiah, “ubasute” berarti “melemparkan orang tua”. Tradisi ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-12, meskipun tidak ada catatan tertulis yang mengonfirmasi hal ini. Konon, ketika keluarga menghadapi masalah ekonomi yang parah, mereka tidak bisa lagi memberikan makanan dan tempat tinggal yang layak bagi orang tua mereka. Sebagai solusi, keluarga membuang orang tua mereka di tempat terpencil seperti gunung atau hutan.
Dalam cerita-cerita rakyat Jepang, orang tua yang ditinggalkan sering digambarkan sebagai tokoh yang kuat dan berwibawa yang dengan tenang menerima takdir mereka. Beberapa cerita bahkan menggambarkan bahwa mereka membantu orang-orang yang terdampar di tempat-tempat terpencil dan dengan demikian memberikan arti dalam hidup mereka yang baru.
Tradisi ini tercatat terjadi di beberapa daerah di Jepang, seperti Gunung Takao di Tokyo, Gunung Kii di Wakayama, dan tempat-tempat terpencil lainnya. Namun, bukan semua keluarga mengikuti tradisi ini. Ada juga keluarga yang lebih memilih membiayai orang tua mereka meskipun terbatas secara finansial.
Meskipun tradisi ini sudah tidak dilakukan lagi di zaman modern, namun cerita dan legenda tentang ubasute tetap menjadi cerita yang menyentuh hati dan menggambarkan nilai-nilai seperti kesetiaan dan pengorbanan. Banyak karya sastra, drama, dan film Jepang yang mengangkat tema ubasute dan menggambarkan bagaimana keluarga berjuang dalam keadaan sulit dan menghadapi keputusan sulit dalam hidup mereka.
Namun, banyak orang Jepang saat ini merasa bahwa tradisi ubasute tidak lagi relevan dan menyedihkan. Dalam masyarakat modern, pemerintah Jepang menyediakan banyak bantuan untuk orang tua yang membutuhkan. Ada juga banyak panti jompo yang menyediakan tempat tinggal bagi orang tua yang tidak memiliki keluarga atau tidak bisa tinggal bersama keluarga mereka.
Ubasute adalah tradisi kuno yang mengerikan di mana keluarga membuang orang tua mereka di tempat terpencil karena alasan ekonomi. Meskipun sudah tidak dilakukan lagi di zaman modern, tradisi ini masih menjadi cerita yang menyentuh hati dan menggambarkan nilai-nilai seperti kesetiaan dan pengorbanan dalam masyarakat Jepang.
Baca Juga : Game Indonesia Yang Bisa Kalian Mainkan Secara Gratis
Tindakan Pemerintah untuk Menekan Tradisi Ubasute
Langkah yang paling kongkret yang dilakukan oleh pemerintah Jepang adalah dengan membangun Panti Jompo atau Panti Sosial Khusus Lansia untuk menekan tingkat ubasute. Hal ini dilakukan agar Jepang tidak terkena dengan pelanggaran HAM.
Para orang tua yang sudah renta akan diarahkan untuk mendaftarkan orang tuanya yang sudah renta, jika dia tidak bisa merawat orang tuanya, bisa dititipkan di Panti Sosial ini.
Baca Juga : Xiao “Sang Yaksha Terakhir” dan Kisah Kelamnya
Namun, beberapa masyarakat Jepang menganggap, bahwa melakukan tindakan seperti ini termasuk ke dalam tradisi “Ubasute” di zaman modern. Dikarenakan, ini menjadi salah satu bentuk menghilangkan tanggung jawab anak dalam mengurus orang tuanya.
Dikarenakan pemerintah langsung turun tangan dalam menangani hal ini, dan para anak tidak perlu repot lagi mengeluarkan uang sepeserpun dalam merawat orang tuanya yang sudah masuk ke panti sosial ini.
Tradisi Ubasute adalah praktik kuno yang dulu dilakukan di Jepang, di mana keluarga membuang orang tua mereka di tempat terpencil karena alasan ekonomi. Saat ini, tindakan pemerintah Jepang untuk menekan tradisi Ubasute telah diambil melalui beberapa program dan kebijakan.
Salah satu tindakan yang diambil oleh pemerintah Jepang adalah dengan memberikan dukungan finansial kepada keluarga yang memiliki anggota keluarga yang membutuhkan perawatan khusus atau kebutuhan medis. Pemerintah juga menyediakan berbagai program dan bantuan, seperti asuransi kesehatan dan jaminan pensiun untuk masyarakat, termasuk bagi para lansia.
Selain itu, pemerintah Jepang juga mempromosikan nilai-nilai keluarga dan kesetiaan. Pada saat ini, masyarakat Jepang telah menyadari bahwa tradisi Ubasute tidak relevan lagi di era modern dan tidak memenuhi nilai-nilai keluarga dan budaya Jepang yang lebih baru. Pemerintah Jepang secara aktif mendukung promosi nilai-nilai keluarga, kesehatan, dan kesejahteraan orang tua agar tetap dihormati dalam masyarakat.
Di samping itu, pemerintah juga telah melakukan program sosialisasi kepada masyarakat dan pemuda tentang arti pentingnya menghormati dan merawat orang tua. Program ini diharapkan bisa membantu mengurangi angka kasus penelantaran orang tua dan mencegah terjadinya praktik Ubasute di masa depan.
Pemerintah Jepang telah mengambil beberapa tindakan untuk menekan tradisi Ubasute, salah satunya adalah dengan memberikan dukungan finansial kepada keluarga yang membutuhkan. Pemerintah juga mempromosikan nilai-nilai keluarga dan kesetiaan, serta melakukan program sosialisasi kepada masyarakat dan pemuda tentang arti pentingnya merawat orang tua. Diharapkan tindakan ini bisa membantu mengurangi kasus penelantaran orang tua dan mencegah terjadinya praktik Ubasute di masa depan.
Itulah, tradisi gelap membuang orang tua yang sangat terkenal di Jepang, baca artikel menariknya hanya di Area Wibu: Informasi Anime dan Budaya yang berbau Jepang.