Dalam jagat anime “Gangsta,” karakter Nicolas Brown berdiri sebagai contoh yang menarik dari seseorang yang memiliki loyalitas tak tergoyahkan dan masa lalu yang kelam. Dengan latar belakang yang dipenuhi kekerasan dan trauma, Nicolas tidak hanya berfungsi sebagai pelindung bagi sahabatnya, Worick Arcangelo, tetapi juga menggambarkan perjuangan batinnya dalam menghadapi dunia yang sering kali kejam dan tidak adil. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam karakter Nicolas, sikapnya terhadap loyalitas, hubungan pribadinya dengan Worick, serta bagaimana latar belakangnya membentuk kepribadian yang penuh dengan stoikisme.
Latar Belakang Nicolas Brown: Awal Kehidupan sebagai Twilight
Nicolas lahir sebagai seorang Twilight, yang merupakan hasil dari eksperimen militer yang dimodifikasi secara genetik untuk mendapatkan kekuatan super. Dalam proses ini, banyak dari mereka merasakan dampak serius, termasuk masa hidup yang pendek. Nicolas, yang terlahir dengan gangguan pendengaran, mengalami kesulitan berkomunikasi sejak kecil. Ayahnya, Gaston Brown, tidak hanya mengabaikan kebutuhan komunikasinya tetapi juga memperlakukannya sebagai alat; hal ini mengakibatkan kekerasan dan pelecehan yang terus menerus.
Trauma dan Pengalaman Kelam
Nicolas Brown dibesarkan dalam lingkungan yang sangat keras dan penuh kekerasan. Sebagai seorang Twilight yang terlahir dengan gangguan pendengaran, ia tidak hanya menghadapi tantangan komunikasi tetapi juga menjadi sasaran pelecehan fisik dan emosional. Ayahnya, Gaston Brown, memperlakukannya sebagai alat dan senjata, mengabaikan kebutuhan dasar Nicolas untuk diakui dan dijaga. Ia sering menjadi sasaran kekerasan dari tentara lain yang melihatnya sebagai makhluk inferior, menganggap ketidakmampuannya berkomunikasi sebagai kelemahan yang bisa dieksploitasi. Dalam suasana penuh ketidakpastian ini, Nicolas merasakan kekosongan emosional yang mendalam, membuatnya merasa terasing dari dunia di sekitarnya.
Lingkungan yang agresif dan merendahkan ini membangun tembok pertahanan dalam diri Nicolas, menjadikannya pendiam dan tertutup. Ketidakmampuannya untuk mengekspresikan perasaan dan menjalin hubungan berarti ia terisolasi dari pengalaman sosial yang membantu perkembangan emosional. Meskipun ia berusaha untuk tetap tenang—mungkin sebagai bentuk pelindung diri—dalam kenyataannya, Nicolas menyimpan segudang emosi terpendam. Ketidakpedulian yang ditunjukkan di wajahnya tidak mencerminkan hati yang bergejolak; melainkan, itu adalah cara untuk melindungi diri dari kemungkinan lebih banyak rasa sakit.
Kondisi inilah yang membentuk karakter Nicholas, di mana ia menjadi sosok yang penuh dengan rasa sakit dan trauma namun luar biasa kuat dalam menghadapi semuanya. Sikap pendiamnya membuatnya sulit dipahami, tetapi juga menandakan kedalaman jiwanya. Di balik penampilannya yang tenang terdapat keinginan yang besar untuk dicintai dan diterima—sebuah elemen yang akan memainkan peran penting dalam kehidupannya ketika ia mulai membangun hubungan bermakna, terutama dengan Worick Arcangelo. Trauma dan pengalaman kelam tersebut, meskipun menyakitkan, menjadi pendorong bagi Nicolas untuk mencari hubungan yang lebih sehat dan saling menghargai di masa depan.
Kesetiaan yang Dalam: Perlindungan terhadap Teman
Kesetiaan Nicolas kepada Worick Arcangelo adalah salah satu aspek terpenting dari kepribadiannya. Ketika bertemu dengan Worick, untuk pertama kalinya ia merasakan hubungan dengan seseorang yang memperlakukannya dengan baik—bahkan mengajarinya bahasa isyarat. Momen ini menjadi titik balik dalam hidupnya, di mana ia menemukan tempat untuk mengekspresikan diri dan merasakan cinta serta persahabatan.
Nicolas tidak ragu untuk melindungi Worick dengan cara apapun. Dalam situasi berbahaya, ia akan menggunakan kekuatan dan kebrutalan yang dimilikinya untuk melawan musuh. “Aku diam bukan karena aku tak peduli,” katanya, “tetapi karena aku setia.” Frasa ini menggambarkan betapa Nicolas siap berkorban untuk orang yang ia cintai, meskipun dia harus berfungsi sebagai ‘monster’ dalam dunia yang brutal ini.
Kesetiaan Nicolas Brown kepada Worick Arcangelo meluas ke orang-orang di sekitar yang ia anggap sebagai teman, seperti Alex Benedetto. Dalam dunia yang keras dan penuh bahaya seperti yang mereka jalani, Nicolas merasa memiliki tanggung jawab yang besar untuk melindungi mereka yang lemah dan tidak berdaya. Pandangannya yang mendalam tentang loyalitas menciptakan dorongan dalam dirinya untuk bertindak sebagai pelindung yang siap menghadapi segala risiko. Keterikatan emosionalnya kepada Worick dan Alex diperkuat oleh pengalaman mereka yang sama-sama traumatis, membuatnya bertekad untuk tidak membiarkan orang-orang yang ia cintai menderita seperti dirinya yang pernah merasakan kekerasan dan pengabaian.
Nicolas tidak segan-segan untuk menggunakan kekerasan ekstrem saat menjaga keselamatan teman-temannya. Ketika situasi memaksa, sebagai seorang Twilight peringkat A/0, ia mengeluarkan potensi tempurnya dengan brutal dan efektif. Meski tindakan kerasnya sering kali menimbulkan kesan bahwa ia adalah sosok yang dingin dan brutal, di balik semua itu terdapat motivasi yang sangat manusiawi: perlindungan. Ia percaya bahwa menjadi kuat berarti mampu kembali melindungi mereka yang tidak bisa melindungi diri mereka sendiri. Ini menciptakan dilema moral yang kompleks—di satu sisi, ia harus berjuang melawan musuh yang mengancam, tetapi di sisi lain, ia juga berusaha untuk tidak kehilangan kemanusiaannya di tengah-tengah kekerasan yang terjadi.
Nicolas pun dianggap sebagai “monster” oleh sebagian orang di masyarakat, tetapi pengorbanannya justru menunjukkan betapa dalam rasa sayang dan tanggung jawabnya kepada orang-orang yang ia cintai. Ia melihat kekerasan sebagai sarana untuk menjaga keutuhan orang-orang terdekatnya, bukan sebagai tujuan. Dalam banyak hal, perlindungan yang dilakukannya merupakan bentuk pengakuan atas tempatnya dalam hidup orang lain—sebagai pelindung, sahabat, dan seseorang yang berusaha menciptakan rasa aman di dunia yang sering kali kejam dan tidak memedulikan. Hal ini membuktikan bahwa di balik tampilan kerasnya, ada sisi lembut yang haus akan keadilan dan keinginan untuk melindungi serta membela mereka yang tidak berdaya.
Pendiam dan Tertutup: Gangguan Pendengaran dan Komunikasi
Nicolas Brown, pengidap gangguan pendengaran kongenital yang diperparah oleh penggunaan obat Celebrer, menghadapi tantangan besar dalam berkomunikasi dengan orang lain. Ketidakmampuannya untuk mendengar dengan baik membuatnya cenderung pendiam dan tidak banyak berbicara. Dalam situasi sosial, dia sering kali mengandalkan bahasa isyarat dan ekspresi wajah, yang membuat orang lain sulit menganalisis perasaannya. Hal ini menciptakan kesan bahwa Nicolas tidak peduli atau bahkan tidak tertarik terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Kenyataan yang jauh berbeda adalah bahwa dia sangat peka dan sangat memperhatikan, tetapi caranya berkomunikasi terbatas oleh kondisi fisiknya. Keberadaan trauma emosional dari masa lalunya semakin kompleks ketika dia berhadapan dengan orang-orang yang tidak memahami keterbatasan ini.
Episode 9 dalam anime “Gangsta” menyoroti bagaimana Nicolas berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, menunjukkan betapa sulitnya dia mengekspresikan diri ketika ia tidak bisa mendengar pembicaraan. Reaksi diamnya terhadap situasi yang tegang tidak mencerminkan ketidakpeduliannya, tetapi lebih kepada ketidakmampuannya untuk terlibat secara verbal. Plato pernah mengatakan, “Kecakapan berbicara adalah tanda kecerdasan.” Dalam konteks ini, platonicisme sangat relevan, menunjukkan bahwa kecerdasan Nicolas tidak dapat diukur hanya dengan kemampuan verbalnya. Sebaliknya, ketajaman observasi dan pemahamannya yang dalam tentang situasi menjadi kekuatan tersendiri.
Sisi Kekanak-kanakan
Di luar citra brutal dan perang yang melekat padanya, Nicolas juga memiliki sisi kekanak-kanakan yang menawan. Ia memiliki kecintaan akan makanan manis dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal-hal baru. Sisi ini sering terlihat dalam momen-momen kecil yang memberikan warna pada kehidupannya yang kelam. Misalnya, dalam episode 6, saat Nicolas tertarik pada permen yang ada di etalase sebuah toko, terlihat dengan jelas bagaimana sebuah benda kecil dapat mengundang semangat dalam dirinya yang sering kali diselimuti oleh kegelapan. Ketertarikan seperti ini menunjukkan bahwa di dalam diri Nicolas, ada dorongan ingin kembali ke masa kecil yang ceria—masa ketika kehidupan tidak terlalu rumit dan dipenuhi rasa ingin tahu yang tulus.
Pandangan filosofi Stoikisme, yang telah dianut oleh banyak filsuf seperti Seneca, menunjukkan bahwa ada keindahan dalam menerima hal-hal sederhana dan menemukan kebahagiaan di dalamnya. Seneca mengatakan, “Kebahagiaan bukanlah hal yang disiapkan untuk kita, melainkan sesuatu yang kita lakukan sendiri.” Dalam konteks ini, sisi kekanak-kanakan Nicolas adalah perjuangannya untuk menemukan kebahagiaan di tengah kesulitan. Momen kecil untuk menikmati permen atau mengagumi hal-hal baru adalah usaha Nicolas untuk melawan masa lalu kelamnya, menggambarkan bahwa meskipun dia terjebak dalam dunia kekerasan, dia tetap merindukan keceriaan dan kesederhanaan yang pernah hilang.
Kedua sisi ini—pendiam yang terkurung dalam kesulitan komunikasinya dan kekanak-kanakan yang mencari kebahagiaan dalam kesederhanaan—menggambarkan kompleksitas karakter Nicolas Brown. Ia berdiri sebagai simbol kerapuhan dan kekuatan dalam dunia “Gangsta,” di mana kekerasan dan keindahan hidup dapat berdampingan. Daya tarik karakternya terletak pada kemampuannya untuk terus berjuang meski dalam keterbatasan, menjadi contoh nyata dari filosofi yang mengajarkan bahwa di setiap kekuatan terdapat kelemahan dan di setiap kelemahan, ada kekuatan yang menunggu untuk ditemukan.
Kekuatan dan Brutalitas: Kemampuan Pertarungan
Sebagai seorang Twilight dengan peringkat A/0, Nicolas memiliki kekuatan fisik dan kemampuan bertarung yang luar biasa. Ia dapat bergerak dengan kecepatan luar biasa dan sangat efisien dalam bertarung. Kebrutalannya di medan perang terasa sangat nyata, dan ia tidak ragu untuk menggunakan kekuatan mematikan jika diperlukan. Ini adalah bagian dari karakter yang mungkin membuatnya terlihat menakutkan, tetapi bagi mereka yang mengenalnya, ini adalah lambang pengorbanan dan perlindungan.
Memperjuangkan Identitas: Bergumul dengan Identitas
Sebagai seorang Twilight, Nicolas seringkali dipandang sebagai monster oleh masyarakat. Ia merasa terasing dan berjuang untuk menemukan tempatnya di dunia. Hubungan yang ia bangun dengan Worick dan Alex membantunya menemukan rasa memiliki yang lebih dalam. Nicolas mencari penerimaan dan rasa aman, yang selama ini tidak pernah dia rasakan, terutama dari orang-orang yang telah memperlakukannya dengan baik.
Intuisi dan Observasi
Meskipun Nicolas Brown dikenal sebagai sosok yang pendiam, kemampuan observasinya menjadikannya salah satu karakter yang paling tajam dalam “Gangsta.” Ketidakmampuannya untuk berkomunikasi secara verbal tidak menghalanginya untuk memahami situasi dan orang-orang di sekelilingnya dengan cukup baik. Nicolas memiliki intuisi yang kuat, dan kemampuannya untuk membaca perilaku serta ekspresi wajah orang lain memungkinkan dia untuk menangkap niat tersembunyi atau bahaya yang mungkin mengancam. Dalam lingkungan yang penuh dengan konflik dan ketegangan, daya tangkap ini menjadi sumber kekuatan yang sangat berharga.
Nicolas seringkali mengamati detail-detail kecil yang mungkin terlewatkan orang lain. Ketika berada di tengah kerumunan atau situasi berbahaya, ia bisa dengan cepat menentukan siapa yang mungkin menjadi ancaman atau menyadari perubahan suasana di sekitarnya. Ketajaman ini sering kali memungkinkan Nicolas untuk bertindak lebih cepat daripada orang lain, memberi dia keunggulan dalam situasi berbahaya. Misalnya, saat berhadapan dengan musuh, ia tidak hanya mengandalkan kekuatannya tetapi juga memanfaatkan kemampuannya untuk memahami perilaku lawan dan mengeksploitasi kelemahan mereka. Ini adalah kualitas yang memberi rasa aman bagi sahabat-sahabatnya, karena mereka tahu bahwa Nicolas selalu waspada dan siap melindungi mereka dari ancaman yang tidak terlihat.
Persepsi dan intuisi yang kuat ini juga mencerminkan bagaimana pengalaman masa lalu Nicolas, yang dipenuhi dengan kekerasan dan pengabaian, membentuk cara dia berinteraksi dengan dunia. Dia telah belajar untuk menilai situasi sebelum dia bertindak, sebagai bentuk perlindungan bagi diri dan orang-orang yang ia cintai. Keterampilan observasinya bukan hanya aspek defensif; mereka juga menegaskan bahwa meskipun Nicolas tidak banyak berbicara, ia tetap memiliki kedalaman pemahaman yang luar biasa tentang lingkungan dan dinamikanya. Dalam dunia yang bisa menjadi sangat kejam, intuisi dan kemampuan observasi Nicolas tidak hanya membantunya bertahan hidup, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pelindung yang dapat diandalkan untuk mereka yang ia sayangi.
Emosi yang Terkubur
Meskipun sangat jarang menunjukkan emosi, Nicolas memiliki perasaan yang mendalam. Ia bisa marah, sedih, atau bahagia, tetapi cenderung memendam perasaannya. Ini menunjukkan kerumitan emosional yang dimiliki Nicolas. Dia terjebak antara keinginan untuk melindungi dan rasa sakit dari masa lalunya.
Hubungan dengan Worick Arcangelo: Drama Emosional
Hubungan antara Nicolas Brown dan Worick Arcangelo jauh lebih dalam daripada sekadar dinamis tuan dan budak. Meskipun secara teknis ada struktur kekuasaan di antara mereka, keduanya saling melengkapi dan berbagi beban trauma yang berat. Worick adalah sosok yang memberikan rasa aman dan perlindungan bagi Nicolas di dunia yang kejam, sesuatu yang tidak pernah dia dapatkan dari ayahnya. Di sisi lain, Nicolas menjadi pelindung yang setia bagi Worick, selalu siap menghadapi ancaman demi menjaga keselamatan sahabatnya. Ini menciptakan ikatan yang kuat, di mana kehadiran satu sama lain tidak hanya berarti perlindungan, tetapi juga dukungan emosional dan pengertian yang dalam.
Salah satu momen paling signifikan dalam hubungan mereka muncul ketika Worick memberikan perintah kepada Nicolas untuk membunuh keluarganya sendiri. Peristiwa ini adalah titik balik yang dramatis, yang tidak hanya menguji kesetiaan Nicolas, tetapi juga memaksa dia untuk mengevaluasi moralitas dan identitasnya. Meskipun perintah tersebut berasal dari situasi yang penuh emosi dan tekanan, tindakan yang diambil oleh Nicolas mencerminkan kedalaman ikatan mereka dan kekuatan ikatan yang terjalin antara teman-teman yang saling memahami. Momen ini menunjukkan bahwa Nicolas tidak hanya berfungsi sebagai alat kekerasan, tetapi juga sebagai individu yang terjebak dalam dilema moral yang menyakitkan.
Akibat dari peristiwa tersebut meninggalkan bekas emosional yang dalam di hati Nicolas. Tindakan yang ia ambil untuk mematuhi perintah Worick menciptakan keraguan dan kebingungan mengenai porsi kemanusiaan dalam dirinya. Ia berjuang untuk memahami apakah aksi brutal tersebut adalah refleksi dari siapa dirinya atau hanya akibat dari kepatuhan kepada orang yang dicintainya. Momen ini menjadi simbol dari ketegangan antara lojalitas dan identitas yang harus dihadapi Nicolas, di mana ia harus merekonstruksi pandangannya tentang apa artinya menjadi manusia dalam dunia yang penuh dengan kekerasan.
Drama emosional ini memperkuat kompleksitas karakter Nicolas dan Worick. Mereka bukan hanya sekadar pelindung dan yang dilindungi, tetapi juga dua jiwa yang terikat dalam hubungan yang mencerminkan perjuangan, pengorbanan, dan ketidakpastian. Keduanya saling membutuhkan—Worick memberikan Nicolas kemanusiaan yang hilang, sementara Nicolas memberikan Worick perlindungan yang sangat diperlukan. Dalam dunia yang tidak mengenal belas kasihan, ikatan mereka menjadi cahaya harapan yang terus membimbing mereka dalam kegelapan yang melingkupi kehidupan mereka. Momen-momen ini menambahkan kedalaman pada narasi “Gangsta,” menunjukkan bahwa hubungan manusia sering kali berdiri di ambang kekerasan dan kasih sayang.
Diam Bukanlah Tanda Tak Peduli
Nicolas Brown adalah karakter yang rumit dan menarik. Dari masa lalu yang kelam, trauma, dan loyalitas yang mendalam, dia menjadi sosok yang melambangkan perjuangan antara kebaikan dan kejahatan, antara melindungi dan menghancurkan. Slogan “Aku diam bukan karena aku tak peduli tetapi karena aku setia” mencerminkan kedalaman emosional dan kedewasaan yang dimiliki Nicolas.
Melalui pengalamannya dengan Worick dan Alex, Nicolas berusaha menemukan tempatnya di dunia yang seringkali tidak ramah. Dengan setiap langkah yang diambil, dia menemukan sedikit demi sedikit arti dari keberadaan dan loyalitas yang sesungguhnya. Dalam cahaya brutal dari kehidupan yang dijalani, dia tetap menjadi pelindung yang setia, meskipun harus menghadapi harga dari masa lalunya yang kelam.
Dengan perjalanan yang telah dilaluinya, Nicolas Brown bukan hanya seorang Twilight, tetapi juga sosok yang berusaha mencari kebahagiaan, persahabatan, dan perlindungan dalam dunia yang penuh dengan kekerasan dan ketidakadilan.