DICE IN LOVE: Ketika Cinta Bukan Tentang Cinta

Anime Music89 Dilihat

Cinta itu indah katanya. Tapi gimana kalau sebenarnya yang kita sebut cinta, cuma ketakutan yang dibungkus manis? Dice in Love bukan sekadar puisi atau lirik lagu patah hati biasa. Ini adalah refleksi brutal dari relasi yang dibangun bukan karena cinta, tapi karena kita gak bisa sendirian.

“I threw the dice… again… and again…”

Kalimat pembuka ini langsung ngegambarin sesuatu yang familiar tapi sering kita denial. Kita sering “berjudi” dalam hubungan. Bukan buat menangin cinta, tapi buat ngeganjel rasa sepi. Hubungan bukan lagi tentang dua hati yang saling memilih, tapi soal siapa yang paling takut ditinggalin duluan.

Cinta atau Rutinitas Palsu?

Di bait awal, kita diajak masuk ke perasaan seseorang yang ngerasa dirinya terjebak dalam hubungan palsu. Senyuman dipaksain, pelukan kosong, kata “I love you” dilontarkan cuma buat nenangin suara ragu dalam diri. Itu bukan cinta, itu auto-pilot. Dan yang bikin lebih pedih, semua itu dilakukan sambil masih berusaha percaya kalau ini semua bakal berubah jadi “bener”.

“Why am I scared to lose you, when I never found myself?

Kalimat ini nusuk banget sih. Seakan-akan kita ditampar buat sadar, kalau ternyata kita nahan hubungan bukan karena sayang, tapi karena kita gak tahu cara berdiri sendiri. Takut kehilangan seseorang yang bahkan gak pernah bener-bener kita kenal — karena kita sendiri juga belum kenal diri kita.

Poker Face & Permainan Tanpa Pemenang

Di verse kedua dan bridge, si penulis nunjukin gimana dia “membunuh” bagian dari dirinya sendiri demi bikin hubungan itu jalan. Tapi pada akhirnya, itu bukan relasi, itu cuma pertunjukan. Kita jadi aktor dalam drama yang kita tulis sendiri skripnya, tapi lupa gimana rasanya jadi diri sendiri.

“I’m just a gambler in your arms…”

Chorus-nya beneran dalem. Gak ada cinta di pelukan itu, yang ada cuma ilusi kehangatan. Si penulis gak jatuh cinta ke orangnya, tapi ke rasa nyaman semu yang sementara. Dan itu bikin kita terus bertahan — bukan karena bahagia, tapi karena takut sama kehampaan.

Akhirnya: Game Over

Di bagian outro, semuanya jadi jelas. Ini bukan soal berpisah dari orang lain, tapi dari kebohongan yang udah kita pakai buat nutupin kekosongan dalam diri. Hubungan itu bukan tempat berlindung dari rasa sepi, tapi seharusnya jadi ruang di mana dua orang saling tumbuh — bukan saling menyembunyikan luka.

Final Words:

Dice in Love adalah pengingat bahwa banyak hubungan yang terlihat romantis, padahal dibangun dari ketakutan, bukan ketulusan. Dan kadang, cinta sejati bukan datang dari seseorang, tapi dari keberanian buat memilih diri sendiri.

Karena cinta yang sehat itu bukan tentang “gimana gue bisa ngisi kekosongan lu,” tapi “gimana kita bisa berdampingan tanpa harus kehilangan diri masing-masing.” ❤️‍🩹

Lirik Lagu Dice in Love (A Love That’s Never About Love)

Intro:

“I threw the dice… again… and again…”
「この愛は…ただのゲーム?」
“这不是爱,是赌博。”

Verse :
I painted love on a fragile screen,
Faking smiles in a looped routine.
I kissed a ghost wearing your face,
Searching warmth in an empty space.

I said “I love you” to silence doubt,
But my voice was hollow inside out.
Your touch — a mirror I can’t survive,
I’m dead but pretending to feel alive.

Pre-Chorus:

Why am I scared to lose you,
When I never found myself?
Why am I holding on,
To a stranger made of my own hell?

「孤独が怖いだけ…」 (I’m just afraid of being alone…)
“我不是爱你,是怕寂寞。” (It’s not love, it’s fear of loneliness.)

Verse 2:

I made peace by killing parts of me,
Pledging truths I don’t believe.
You’re not wrong — you never were,
But I’m a liar trying to feel secure.

We smile like statues in a play,
But our hearts… they’ve run away.
My love’s a poker face I wear,
The chips are gone, but I still care.

🌒 Pre-Chorus
If this is love, then why the void?
If this is care, then why destroyed?
I say “I’m fine” as if it’s law —
My truth’s been fed to your mirage.

「本当の私を…忘れてしまった」
(I’ve forgotten who I really am.)
“你不是我要的幸福。”
(You are not the happiness I seek.)

Chorus:

I’m just a gambler in your arms,
Rolling dice to fake some warmth.
This isn’t love, it’s fear dressed sweet,
A silent scream beneath my feet.

I loved the peace, not really you,
I loved myself — through what you do.
So I stay, pretend, refuse to see,
That you and I were never “we.”

「心は叫ぶ — これは君じゃない!」
(My heart is screaming — This isn’t you!)

Bridge:

I bent my soul to fit your shape,
Told myself it’s worth the ache.
But in this game, there’s no one wins —
Only echoes of what might have been.

“我用你的名字,隐藏空虚。”
(I used your name to hide the void.)
「愛じゃない…愛に似せた恐怖だ」
(It’s not love… just fear dressed like love.)

Chorus (reprise):

I’m just a gambler in your arms,
Throwing dice to calm the harm.
Not because I want this fate,
But I don’t know how to escape.

I love the image, not your soul,
A mirrored lie I can’t control.
So take your hand, and break the deal —
This game ends when I choose to feel.

Outro:

“I walk away, not from love…
But from the lie that wore love’s skin.”

「賭けは終わり…私を取り戻すために。」
(The gamble ends… so I can find myself again.)

“再见,不是你,是幻觉。”
(Goodbye — not to you, but to the illusion.)

“I threw the dice
Not for love,
But to fill a silence I couldn’t bear.
I lost — not to you,
But to the part of me that begged for comfort over truth.”

「私は愛を求めていたのではなく、
ただ、壊れない場所を探していただけ。」
(I wasn’t seeking love, just a place that wouldn’t break me.)

“爱情不是逃避现实的游戏,
是面对孤独的勇气。”
(Love is not a game to escape reality,
It’s the courage to face solitude.)

Romaji

Intro:

“I threw the dice… again… and again…”
「Kono ai wa… tada no geemu?」
“Zhè bú shì ài, shì dǔbó.”


Verse 1:

I painted love on a fragile screen,
Faking smiles in a looped routine.
I kissed a ghost wearing your face,
Searching warmth in an empty space.

I said “I love you” to silence doubt,
But my voice was hollow inside out.
Your touch — a mirror I can’t survive,
I’m dead but pretending to feel alive.


Pre-Chorus:

Why am I scared to lose you,
When I never found myself?
Why am I holding on,
To a stranger made of my own hell?

「Kodoku ga kowai dake…」
“Wǒ bú shì ài nǐ, shì pà jìmò.”


Verse 2:

I made peace by killing parts of me,
Pledging truths I don’t believe.
You’re not wrong — you never were,
But I’m a liar trying to feel secure.

We smile like statues in a play,
But our hearts… they’ve run away.
My love’s a poker face I wear,
The chips are gone, but I still care.


Pre-Chorus 2:

If this is love, then why the void?
If this is care, then why destroyed?
I say “I’m fine” as if it’s law —
My truth’s been fed to your mirage.

「Hontou no watashi o… wasurete shimatta」
“Nǐ bú shì wǒ yào de xìngfú.”


Chorus:

I’m just a gambler in your arms,
Rolling dice to fake some warmth.
This isn’t love, it’s fear dressed sweet,
A silent scream beneath my feet.

I loved the peace, not really you,
I loved myself — through what you do.
So I stay, pretend, refuse to see,
That you and I were never “we.”

「Kokoro wa sakebu — kore wa kimi janai!」


Bridge:

I bent my soul to fit your shape,
Told myself it’s worth the ache.
But in this game, there’s no one wins —
Only echoes of what might have been.

“Wǒ yòng nǐ de míngzì, yǐncáng kōngxū.”
「Ai janai… ai ni niseta kyōfu da」


Chorus (Reprise):

I’m just a gambler in your arms,
Throwing dice to calm the harm.
Not because I want this fate,
But I don’t know how to escape.

I love the image, not your soul,
A mirrored lie I can’t control.
So take your hand, and break the deal —
This game ends when I choose to feel.


Outro:

“I walk away, not from love…
But from the lie that wore love’s skin.”

「Kake wa owari… watashi o torimodosu tame ni。」
“Zàijiàn, bú shì nǐ, shì huànjué.”

“I threw the dice
Not for love,
But to fill a silence I couldn’t bear.
I lost — not to you,
But to the part of me that begged for comfort over truth.”

「Watashi wa ai o motomete ita no de wa naku,
Tada, kowarenai basho o sagashite ita dake。」

“Àiqíng bú shì táobì xiànshí de yóuxì,
Shì miànduì jìmò de yǒngqì.”

Lirik Indonesia

Intro:
“Aku melempar dadu… lagi… dan lagi…”
「Apakah cinta ini… hanya permainan?」
“Ini bukan cinta, ini perjudian.”

Verse 1:
Aku melukis cinta di layar yang rapuh,
Memalsukan senyuman dalam rutinitas yang berulang.
Aku mencium hantu yang memakai wajahmu,
Mencari kehangatan dalam ruang yang kosong.

Aku bilang “Aku mencintaimu” untuk menepis keraguan,
Tapi suaraku kosong dari dalam.
Sentuhanmu — cermin yang tak bisa kutahan,
Aku mati, tapi pura-pura masih hidup.

Pre-Chorus:
Kenapa aku takut kehilanganmu,
Padahal aku belum pernah menemukan diriku sendiri?
Kenapa aku terus bertahan,
Pada sosok asing yang kubentuk dari nerakaku sendiri?

「Aku hanya takut kesepian…」
“Aku tidak mencintaimu, aku takut sepi.”

Verse 2:
Aku berdamai dengan membunuh bagian dari diriku,
Mengucap janji yang bahkan tak kupercaya.
Kau tak salah — memang tak pernah,
Tapi aku pembohong yang ingin merasa aman.

Kita tersenyum seperti patung dalam sandiwara,
Tapi hati kita… sudah pergi entah ke mana.
Cintaku adalah wajah poker yang kupakai,
Taruhannya habis, tapi aku masih peduli.

Pre-Chorus 2:
Kalau ini cinta, kenapa terasa hampa?
Kalau ini peduli, kenapa malah hancur?
Aku bilang “Aku baik-baik saja” seolah itu hukum —
Kebenaranku dikorbankan untuk bayanganmu.

「Aku sudah lupa siapa diriku sebenarnya」
“Kamu bukan kebahagiaan yang kucari.”

Chorus:
Aku hanya penjudi dalam pelukanmu,
Melempar dadu demi kehangatan palsu.
Ini bukan cinta, hanya ketakutan yang dibalut manis,
Teriakan diam di bawah kakiku.

Yang kucintai adalah kedamaian, bukan dirimu,
Yang kucintai adalah diriku sendiri — lewat perlakuanmu.
Jadi aku bertahan, berpura-pura, menolak melihat,
Bahwa kau dan aku tak pernah benar-benar menjadi “kita.”

「Hatiku berteriak — Ini bukan kamu!」

Bridge:
Aku membengkokkan jiwaku agar cocok dengan bentukmu,
Meyakinkan diriku bahwa rasa sakit ini layak.
Tapi dalam permainan ini, tak ada yang menang —
Hanya gema dari kemungkinan yang tak pernah jadi nyata.

“Aku pakai namamu untuk menyembunyikan kehampaan.”
「Ini bukan cinta… hanya ketakutan yang menyerupai cinta」

Chorus (Reprise):
Aku hanya penjudi dalam pelukanmu,
Melempar dadu untuk menenangkan luka.
Bukan karena aku menginginkan takdir ini,
Tapi karena aku tak tahu cara keluar.

Aku mencintai bayanganmu, bukan jiwamu,
Kebohongan yang terpantul dan tak bisa kukendalikan.
Jadi genggam tanganmu, dan akhiri perjanjian ini —
Permainan ini berakhir saat aku memilih untuk merasa.

Outro:
“Aku pergi, bukan dari cinta…
Tapi dari kebohongan yang menyamar sebagai cinta.”

「Perjudiannya selesai… agar aku bisa menemukan diriku kembali。」
“Selamat tinggal — bukan padamu, tapi pada ilusi.”

“Aku melempar dadu
Bukan untuk cinta,
Tapi untuk mengisi kesunyian yang tak tertahankan.
Aku kalah — bukan darimu,
Tapi dari bagian diriku yang lebih memilih kenyamanan daripada kebenaran.”

「Aku bukan mencari cinta,
Tapi hanya tempat yang tak membuatku hancur。」

“Cinta bukan permainan untuk lari dari kenyataan,
Tapi keberanian untuk menghadapi kesepian.”