5 Alasan Mengapa Chibi Maruko Chan adalah Kartun yang Menggemaskan

Manga616 Dilihat

Kartun yang Menggemaskan – Chibi Maruko Chan adalah kartun yang menggemaskan yang telah dikenal oleh pencinta manga Jepang sejak tahun 1990. Meskipun sudah ada sejak tahun tersebut, film anak-anak seri Chibi Maruko Chan masih menjadi tontonan keluarga yang penuh nilai sosial tinggi hingga saat ini. Kisah film ini mengangkat kehidupan keluarga sederhana Maruko di Kota Shimizu. Maruko, yang memiliki nama asli Momoko Sakura, lahir pada tanggal 8 Mei 1965.

Dalam filmnya, Maruko masih menjadi seorang kanak-kanak yang duduk di bangku kelas 3 SD. Dia sangat bahagia memiliki ayah, ibu, kakak, kakek, dan nenek yang tinggal bersama. Maruko bersekolah di sekolah yang sama dengan kakaknya, Sakiko Sakura, yang berada di kelas 6 SD.

Sehari-hari Maruko Chan juga diisi dengan keseruan bersama teman-teman di sekolah dan komunitas. Hal yang menarik adalah anak-anak Jepang ini dilatih untuk memiliki nalar keren sejak dini, yang patut diingat dan ditiru oleh anak-anak sekarang. Berikut adalah beberapa nalar keren yang bisa kamu tiru dari Chibi Maruko Chan:

1. Menenangkan situasi kacau

Semua menenangkan Migiwa (dok. Chibi Maruko Chan/Maruko Melempar Kacang)

Semua menenangkan Migiwa (dok. Chibi Maruko Chan/Maruko Melempar Kacang)

Pada hari setsubun, yang dipercayai sebagai hari di mana banyak monster jahat berkeliaran, masyarakat Jepang memiliki tradisi menggambar monster yang unik sebagai bagian dari mata pelajaran seni. Maruko dan teman-temannya diberi tugas untuk menggambar monster tersebut. Namun, Maruko melakukan hal jahil dengan menggambar wajah temannya, Hanako Migiwa.

Awalnya, Maruko mulai meledek Migiwa karena menggambar monster dengan wajahnya sendiri yang menyeramkan. Hal ini membuat Maruko tertawa hingga Migiwa menangis histeris. Namun, anak-anak lainnya berhasil ikut menenangkan situasi kacau ini. Mereka menunjukkan nalar keren dengan mengatasi konflik dan menciptakan kedamaian.

2. Jangan menertawakan orang lain

Cosplay badut dan santa claus (dok. Chibi Maruko Chan/Maruko Merayakan Natal Komunitas)

Cosplay badut dan santa claus (dok. Chibi Maruko Chan/Maruko Merayakan Natal Komunitas)

Pada perayaan Natal di kuil, masyarakat Jepang merayakan pesta Natal komunitas di kuil pada tanggal 23 Desember, sebelum merayakan Natal bersama keluarga pada tanggal 24-25 Desember. Pesta di kuil ini dihadiri oleh banyak masyarakat dari berbagai agama.

Namun, dalam salah satu episode Chibi Maruko Chan, anak-anak menertawakan dua orang dewasa yang berpakaian sebagai badut dan Santa Claus. Mereka membuka identitas asli mereka dan merasa sangat malu. Maruko merasa simpati dengan situasi ini dan mengungkapkan rasa kasihannya.

Dia menyadari bahwa menertawakan orang lain tidaklah baik dan bisa menyebabkan rasa malu. Maruko menunjukkan nalar keren dengan memahami perasaan orang lain dan berempati.

3. Kakek dan nenek harus berusia panjang

Maruko Chan menumbuk kacang (dok. Chibi Maruko Chan/Maruko Melempar Kacang)

Maruko Chan menumbuk kacang (dok. Chibi Maruko Chan/Maruko Melempar Kacang)

Maruko sangat peduli dengan kakek dan neneknya. Saat tradisi melempar kacang (setsubun), setiap orang juga diminta untuk memakan kacang sejumlah usianya agar memiliki usia yang panjang. Namun, Maruko merasa sedih karena gigi kakek dan neneknya tidak kuat untuk memakan kacang yang keras.

Namun, Maruko menunjukkan nalar keren dengan mencari cara untuk membantu kakek dan neneknya. Dia menggunakan tumbukan dan mangkok untuk menghaluskan kacang-kacang yang keras sehingga kakek dan neneknya bisa memakannya dengan mudah. Maruko menunjukkan kepedulian dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah.

4. Bisa banyak hal walau masih kecil

Chibi Maruko Chan mendapatkan tiket kereta (dok. Chibi Maruko Chan/Maruko Tersesat di Toserba)

Chibi Maruko Chan mendapatkan tiket kereta (dok. Chibi Maruko Chan/Maruko Tersesat di Toserba)

Chibi Maruko Chan menghadapi tantangan untuk membeli mainan bola Amerika (lato-lato) yang sedang populer di kalangan anak-anak. Meskipun harus pergi ke Toko Serba Ada (Toserba) yang jaraknya harus ditempuh dengan menggunakan kereta, Maruko tidak menyerah.

Meskipun khawatir tersesat dan malu jika teman-temannya mengetahuinya, Maruko menunjukkan nalar keren dengan menghadapi tantangan tersebut. Dia belajar untuk menggunakan transportasi umum dan berbelanja sendiri tanpa tersesat di Toserba. Maruko bahkan menggunakan uang tabungannya sendiri untuk membeli mainan tersebut. Dia menunjukkan keberanian dan kemandirian dalam menghadapi situasi yang baru.

5. Anak-anak harus tahu cara meminta sesuatu

Maruko melihat anak merengek (dok. Chibi Maruko Chan/Maruko Tersesat di Toserba)

Maruko melihat anak merengek (dok. Chibi Maruko Chan/Maruko Tersesat di Toserba)

Maruko akhirnya berhasil membeli mainan bola Amerika yang dia impikan. Namun, dalam perjalanan pulang, dia kehilangan kakeknya, Tomozou Sakura. Di tengah kebingungan mencari kakeknya, Maruko malah menghujat seorang anak laki-laki yang tidak tahu cara meminta sesuatu dengan baik.

Maruko menyadari bahwa cara yang lebih baik adalah dengan menggunakan kata-kata pujian atau memberikan hadiah kepada orang tua, seperti yang dia lakukan kepada kakeknya. Dia menunjukkan nalar keren dengan memahami pentingnya cara meminta sesuatu dengan sopan dan menghormati orang lain.

Baca Juga

Hari-hari ini, jarang sekali melihat anak-anak yang memiliki nalar keren seperti Chibi Maruko Chan. Namun, kita bisa belajar dari karakter ini untuk mengembangkan nalar keren dalam diri kita sendiri.

Dengan mengajarkan anak-anak untuk berpikir dewasa sejak dini dan menerapkan nilai-nilai kesopanan dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat membantu mereka menjadi individu yang lebih baik dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

Tinggalkan Balasan